Friday, April 22, 2011

jujur

seseorang di dalam hidupku,
kala lelah mulutnya lelah bercerita, aku menerawang jauh dari matanya,
matanya jujur berkata kepadaku,
dia bercerita bangga, dia beruntung dan aku bahagia,
hidupnya sederhana, aku menuntunmu,
lepaslah peluhmu di pundakku ini, aku ingin bersamamu seumur hidupku,
dunia tak harus adil,
aku menyadari, aku mengerti, tetapi aku tak hendak perduli, dan beranjak membantu,
itu lebih baik, lebih bijak, dan bukan omong kosong, aku melanjutkan dengan optimis, jika mereka tak kunjung mengerti biarlah, biarlah mereka tetap bersama ketidaktauan, mari kita berjalan, selepas angin yang menyalamkan bahagia, setelah itu kita tertawa, barulah mereka mengerti,
sayang, engkau akan tau , aku menyukai keapaadaanmu

No comments:

Post a Comment