Wednesday, March 30, 2011

Bintang >4

beralih dari jalur yang sedang kulalui, sejenak berhenti dan merangkai cerita baru.
aku melihat sesosok wanita di ujung jalan, wajahnya sendu
ia menunggu lama sekali,
berjam-jam tak juga ada yang menghampiri,

esok pagi, wanita itu ada di tempat biasa, dengan wajah lebih sendu dari kemarin, matanya sembab, ia menangis semalaman,
kali ini ia tidak menunggu lama, ia hanya sebentar lalu pergi
lusa ketikanya, ia tak ada di ujung jalan, tak ada wajah sendunya,
aku bersiap hendak melanjutkan perjalanan, ku anggap episode ini tak begitu menarik.
hendak aku berlalu seketika itu ada yang menahanku, rasa ingin tau akan wanita sendu itu, aku menunggunya

dari kejauhan tampak yang kutunggu itu makin menghampiri, wajahnya seperti biasa
ia duduk di sebelahku, aku diam,
wanita itu pun diam,
selang beberapa belas menit, wanita itu meneteskan air mata, sepertinya pedih sekali, aku beranjak peduli

"mengapa kamu menangis?"
ia menyeka bening dari pipinya lalu menoleh kearahku, "aku berhenti"
"memang hendak kemana?"
matanya menerawang jauh, "tidak tau, aku sudah cukup lama disini, awalnya aku terus berjalan dengan optimis, lalu aku tak bisa lagi, tak ada kekuatan setelah masa depanku pergi, dan bodohnya aku mengizinkan dia pergi"
"mengapa tidak kau mencarinya?"
"aku takut, aku takut ia telah menjadi masa depan orang lain, dan mau tidak mau itu takdir yang harus aku terima, aku terlalu mencintainya hingga aku bukan apa-apa sekarang"

aku jadi teringat bahwa aku dalam proses mengantar masa depanku untuk kembali ke tempatnya, dan aku memutuskan melanjutkan perjalanan ini sendiri, tanpa masa depan.

No comments:

Post a Comment