Tidak ada keadaan terburuk dari saat kau menithkan bening.
Dan tak ada yang lebih berharga saat kau bejuang dengan dibanjiri peluh.
Aku dapat memahami dengan baik saat organ sempit tak bersekat bernama hatimu bicara.
Bahkan dapat kupisahkan beningmu dengan air hujan ketika kau menangis bersama langit.
Berjuta kali ku rangkai kalimat berbeda untuk memujimu, menjaga, dam menguncimu.
Biarkan hatimu meminpin disetiap kesempatan otakmu beristirahat.
Sayang, bisakan kau beriku sedikit celah untuk mengendalikamu?
Aku hanya ingin mengubah satu rasa yang kau fikirkan,
hanya menjadi yang kau rasakan.
Ku selipkan bahasa tubuh yang bermakna haru, hana berharap kau merasakan, bukan iba.
Bahkan aku sering kali memutar otak mencari sepatah kata yang dapat kau pahami dengan beberapa lembar definisi.
Tak habis kuandai-andai tentang satu tempat disana, satu tujuan perjalanku saat ini.
Entah aku tesesat atau tidak.
Aku tidak keliru tentangmu.
Sayang, ajari aku menempatkan kata "sekedarnya". mungkin aku keliru tentang kata itu.
No comments:
Post a Comment