Monday, June 6, 2011

Percaya

Percayalah lalu semua akan beres.
Aku tak suka berusaha mempercayai, karna aku kadang mendapatkannya cuma-cuma pada orang yang jujur.
Apa mungkin kau menjadikan ini pegangan, percayalah, aku tak seperti itu.
Sebuah yang lebih dari kebahagiaan, lalu apa lagi yang lebih penting? tidak ada.
Seperti itu kah kau bilang, lalu seperti yang kau maukah aku harus bersikap. Tidak ku rasa. Maaf, hanya sekedar pemikiran, aku mempunyai prinsip.
Sudah terlihat bahwa ini semua mempunyai alasan, sepertinya menjadi bukan suatu hal yang tulus lagi. Mau diapakan? memang ini yang terjadi, dan pasti yang terbaik.
Jadi aku mudah saja, jadi kamu pun tak sulit. Kita hanya memutar otak untuk mengartikan dan memahami teori, padahal aplikasi nya yang ditunggu-tunggu.
Sekarang, mengemis seperti apa yang kau inginkan? aku tak bisa mengemis seperti dulu. Maaf, tapi memang ini yang terjadi.
Kau berjalan saja, aku bahagia melihat perjalanmu, sangat menyenangkan. Jika aku adalah kamu, aku pasti bahagia sekali, tapi sayangnya bukan.
Mari aku beri tau apa rasanya jika menjadi aku! Aku seorang pengarti jadi ajari aku memahami, aku seorang khawatir, apa kau punya kejujuran? hanya tunjukan saja lah pada ku. Bagaimana? memang tak begitu menyenangkan menjadi orang lain.
Jika aku seorang pemikir, artinya kau adalah seorang yang ditunggu-tunggu.

No comments:

Post a Comment