beralih dari jalur yang sedang kulalui, sejenak berhenti dan merangkai cerita baru.
aku melihat sesosok wanita di ujung jalan, wajahnya sendu
ia menunggu lama sekali,
berjam-jam tak juga ada yang menghampiri,
esok pagi, wanita itu ada di tempat biasa, dengan wajah lebih sendu dari kemarin, matanya sembab, ia menangis semalaman,
kali ini ia tidak menunggu lama, ia hanya sebentar lalu pergi
lusa ketikanya, ia tak ada di ujung jalan, tak ada wajah sendunya,
aku bersiap hendak melanjutkan perjalanan, ku anggap episode ini tak begitu menarik.
hendak aku berlalu seketika itu ada yang menahanku, rasa ingin tau akan wanita sendu itu, aku menunggunya
dari kejauhan tampak yang kutunggu itu makin menghampiri, wajahnya seperti biasa
ia duduk di sebelahku, aku diam,
wanita itu pun diam,
selang beberapa belas menit, wanita itu meneteskan air mata, sepertinya pedih sekali, aku beranjak peduli
"mengapa kamu menangis?"
ia menyeka bening dari pipinya lalu menoleh kearahku, "aku berhenti"
"memang hendak kemana?"
matanya menerawang jauh, "tidak tau, aku sudah cukup lama disini, awalnya aku terus berjalan dengan optimis, lalu aku tak bisa lagi, tak ada kekuatan setelah masa depanku pergi, dan bodohnya aku mengizinkan dia pergi"
"mengapa tidak kau mencarinya?"
"aku takut, aku takut ia telah menjadi masa depan orang lain, dan mau tidak mau itu takdir yang harus aku terima, aku terlalu mencintainya hingga aku bukan apa-apa sekarang"
aku jadi teringat bahwa aku dalam proses mengantar masa depanku untuk kembali ke tempatnya, dan aku memutuskan melanjutkan perjalanan ini sendiri, tanpa masa depan.
Wednesday, March 30, 2011
Friday, March 25, 2011
Bintang >3
Kasih sayang yang sebenarnya tak pernah kau rasakan lebih dari ini.
Walau belum siap untuk terjatuh, tetapi aku berani mengambil keputusan untuk terus mendaki.
Bagaimana denganmu Bintang? apa kau percaya padaku? aku akan membuat kau percaya.
"Apa kau masih ingat Bintang, saat pertama kali kita saling menyukai, saling merasa nyaman, dan mulai saling takut kehilangan? kau harus mengingatnya selalu agar dapat kau hargai seperti aku menjada harta perjalananku ini, Bintang mari kita mulai kembali apa yang sudah pernah kita akhiri" Perasaan ini kah yang harus selalu berdebat di dalam ruangan sempit tak bersekat, hati. Aku takut kehilangan, walau tak tau benar atau tidak. Aku ragu dengan ini, tetapi selalu ku coba yakini. Bintang bantu aku.
======
Aku meninggalkan Bintang, lagi. Ia kembali menghela nafas, berkata sabar kepada harinya tak tak ku tau seberapa hancur. Bintang, aku kembali menyakitimu, aku merusak semua janjiku sendiri, hanya tak selang dari beberapa bulan saja. Mungkin kau lelah, dan aku juga seperti itu. Maaf aku belum bisa memperbaiki hatimu, dan belum bisa mengubah keadaan terlalu jauh. Bintang, kau menangis, aku pun begitu, kau kecewa, maaf. Apakah kau ingin kembali? aku akan mengantarmu, maaf.
======
Memang aku belum siap untuk serius, belum. Apa yang harus aku mengerti dari air mata u yang kerap kali menetes atas kesalahanku? Bintang, kumohon berhentilah menangis, bicaralah tentang apa yang kau rasakan, entah mengapa aku tak bisa merasakan itu. Bintang, aku sayang padamu, maaf.
continue.....................
Walau belum siap untuk terjatuh, tetapi aku berani mengambil keputusan untuk terus mendaki.
Bagaimana denganmu Bintang? apa kau percaya padaku? aku akan membuat kau percaya.
"Apa kau masih ingat Bintang, saat pertama kali kita saling menyukai, saling merasa nyaman, dan mulai saling takut kehilangan? kau harus mengingatnya selalu agar dapat kau hargai seperti aku menjada harta perjalananku ini, Bintang mari kita mulai kembali apa yang sudah pernah kita akhiri" Perasaan ini kah yang harus selalu berdebat di dalam ruangan sempit tak bersekat, hati. Aku takut kehilangan, walau tak tau benar atau tidak. Aku ragu dengan ini, tetapi selalu ku coba yakini. Bintang bantu aku.
======
Aku meninggalkan Bintang, lagi. Ia kembali menghela nafas, berkata sabar kepada harinya tak tak ku tau seberapa hancur. Bintang, aku kembali menyakitimu, aku merusak semua janjiku sendiri, hanya tak selang dari beberapa bulan saja. Mungkin kau lelah, dan aku juga seperti itu. Maaf aku belum bisa memperbaiki hatimu, dan belum bisa mengubah keadaan terlalu jauh. Bintang, kau menangis, aku pun begitu, kau kecewa, maaf. Apakah kau ingin kembali? aku akan mengantarmu, maaf.
======
Memang aku belum siap untuk serius, belum. Apa yang harus aku mengerti dari air mata u yang kerap kali menetes atas kesalahanku? Bintang, kumohon berhentilah menangis, bicaralah tentang apa yang kau rasakan, entah mengapa aku tak bisa merasakan itu. Bintang, aku sayang padamu, maaf.
continue.....................
Thursday, March 24, 2011
Bintang >2
Mari aku mulai cerita dari langkah pertama, dari keputusan yang ku buat untuk menempuh perjalanan ini, bersama Bintang yang tak pernah redup walaupun siang menjelang.
Walaupun telah ku ceritakan berkali-kali tentang episode hidupku ini, tetap saja menarik dan tidak membosankan. Kesalahan yang fatal tetapi sangat berharga, pengalaman yang menjadi guru terbaik sepanjang bagian jalan yang ku lewati.
====
jalan rindang dan sedikit lembab setelah hujan, fatamorgana mulai berterbangan di atas aspal yang mulai tersinar matahari. Dua pasang kaki berjalan tenang, saling menggenggam hangat. Beberapa pasang mata bercerita iri pada kami, dan sebagian pasang mata lain meneriakkan kagum, alhamdulillah.
Mata Bintang berbinar bersanding denganku, aku bahagia, begitupun Pria ku ini.
Ya aku bahagia, aku berjanji pada Bintang, dan aku akan menepatinya.
=====
"Bintang, tak mungkin aku bicara padamu, bicara dengan lidah kelu ragu-ragu untuk menjalani hubungan denganmu, buktinya tempo hari oksigen hampir pergi dariku saat aku menyadari bahwa kau kecewa dan memutuskan untuk tidak mencintaiku lagi. Bintang, aku menangis, menangis perih terbakar apa yang telah ku perbuat kepadamu. Bintang, jangan putuskan untuk meninggalkan aku lagi. Tahan aku jika aku berkata akan meninggalkanmu. Bintang aku minta maaf, maaf untuk hari itu, hari dimana kau meneteskan beningmu, tidak menghiraukan derajatmu sebagai laki-laki lagi, saat aku dengan bodoh nya ingin meninggalkanmu, saat semua terasa gelap bagi ku, maaf"
Ternyata perasaan sesal masih kadang terlintas dengan jelasnya. Terlihat aku melukai Bintang, dan aku orang terbodoh yang pernah ada. Kejadian saat itu. Bintang, kau bersinar seperti namamu, memiliki lebih dari satu sudut seperti waktunya untukku, 2 sisinya telah mengisi hari-hariku dengan warna. Warna yang lebih banyak, lebih dari apa yang diberikan dunia untukku. Aku fikir dia akan menjadi masa depanku, tapi Bintang datang lebih cepat, dan sesungguhnya dia membawa kebahagiaan lebih cepat juga. Tuhan membawaku padanya, dan itu anugrah yang mahal dan berkilau. Iya, ini adalah lanjutan perjalanan berhargaku, yang ku kembali buka dan ingin ku ceritakan lebih detail.
continue----------------------
Saturday, March 19, 2011
perjalanan terakhir
ternyata kau benar-benar memutuskan untuk kembali,
terima kasih atas kesabaranmu,
semoga kau bahagia, aku selalu berdoa,
kau selamat dan aku bahagia,
terkasih, salamkan kasih untuk keluargaku dan untuk keluargamu,
maaf aku terlanjur tersesat,
bilang pada wanita yang melahirkanku, aku sangat menyesal dan aku sangat mencintainya,
terkasih, jangan berikan hening untuk sahabat-sahabatmu,
terkasih, selamat tinggal ini bukan perpisahan,
aku akan memulai langkah baru,
untukmu terkasih, kau sangat amat berarti untukku, dan untuk perjalanan ini,
with love,
Ayang
terima kasih atas kesabaranmu,
semoga kau bahagia, aku selalu berdoa,
kau selamat dan aku bahagia,
terkasih, salamkan kasih untuk keluargaku dan untuk keluargamu,
maaf aku terlanjur tersesat,
bilang pada wanita yang melahirkanku, aku sangat menyesal dan aku sangat mencintainya,
terkasih, jangan berikan hening untuk sahabat-sahabatmu,
terkasih, selamat tinggal ini bukan perpisahan,
aku akan memulai langkah baru,
untukmu terkasih, kau sangat amat berarti untukku, dan untuk perjalanan ini,
with love,
Ayang
Friday, March 18, 2011
In my way
KLIK VIDEO TO VIEW
In my Way Slideshow: Ayang’s trip to Jakarta, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
perjalanan keempat
perjalanan selanjutnya,
kami tetap dalam nada intermezzo yang hening,
aku berbohong, dan itu karna kau,
kebohongan untuk kebahagiaanmu, kebhagiaan kita,
kita masih belum menemukan titik dari perjanan ini,
lama-kelamaan aku muak menunggumu berubah,
dan aku tak peduli, silakan kau tetap dalam naluri lelakimu,
dan aku akan tetap melanjutkan perjalanan ini,
perjalanan yang tak membutuhkan kau yang seperti sekarang ini,
kembalilah kita belum jauh,
Tuesday, March 15, 2011
perjalanan ketiga
atas lukamu aku minta maaf,
jika lelah tariklah aku agar berhenti dan menunggumu melepas peluh,
jika kau setia dengan diam aku tak akan pernah tau,
sebenarnya aku sangat ingin adanya kamu dalam perjalananku,
tapi maaf, bukan kamu, bukan kamu yang seperti saat ini,
aku berharap Tuhan merubah engkau, karna Dia tak mungkin merubah perjananku.
yang terkasih,
perjalanan ini masih panjang,
dan mungkin ini bukan untuk kemampuanmu,
biarkan aku meninggalkanmu sejenak, silakan tertawa dengan sahabat-sahabatmu dulu,
aku akan lanjutkan, dan akan aku kembalikan kau di tempat semula,
apa kau ingin? atau tidak?
atau tertap terluka denganku?
aku fikir tidak,
dan kau tak udah berfikir tentang ini,
ini masalahku, yang sebenarnya hanya kau buat rumit dan kau membiarkan dirimu terlibat,
hanya cinta dalam diam yang akan kau mengerti kelak,
yang terkasih, sebenar-benarnya aku adalah seseorang yang sangat mencintaimu tan takut kehilangan,
kasih, taukan bahwa kehilangan itu adalah hal yang buruk dan sebernarnya tak kau harapkan ada dalam episode hidupmu,
sekilas mereka bilang kehilangan adalah indah,
tetapi percayalah padaku, hal buruk itu sangat menyakitkan,
dan tetap dalam diam, kusampaikan
aku mencintai kau dan selamanya seperti aku mencintai perjalanan ini,
Monday, March 14, 2011
perjalanan kedua
lalu kami tersesat,
dia memegang tanganku erat, mungkin takut kehilangan lagi,
kami berjalan lurus,
sesekali pundakmu menopangnya yang kelelahan berberi semangat tetap dalam hening,
aku tau, peluhnya membuat ia lelah, ia tak mampu, tetapi aku menghargai perjuangannya,
tak menyangka aku, di balik selimut setiap malam ia berdoa dan sedih,
ia menangis dan berharap haru birunya larut dalam malam,
ia menyesal, aku pun begitu
kami menyesal dan tersesat,
lalu di awal musim hujan, ia bertelanjang kaki di atas bumi, dia kesakitan tetapi sekarang ia membawaku dalam hening,
diam ini sangat menyakitkan,
aku melukaimu dan lukaku juga belum sembuh
maaf,
dia memegang tanganku erat, mungkin takut kehilangan lagi,
kami berjalan lurus,
sesekali pundakmu menopangnya yang kelelahan berberi semangat tetap dalam hening,
aku tau, peluhnya membuat ia lelah, ia tak mampu, tetapi aku menghargai perjuangannya,
tak menyangka aku, di balik selimut setiap malam ia berdoa dan sedih,
ia menangis dan berharap haru birunya larut dalam malam,
ia menyesal, aku pun begitu
kami menyesal dan tersesat,
lalu di awal musim hujan, ia bertelanjang kaki di atas bumi, dia kesakitan tetapi sekarang ia membawaku dalam hening,
diam ini sangat menyakitkan,
aku melukaimu dan lukaku juga belum sembuh
maaf,
Sunday, March 13, 2011
perjalanan
Semakin tinggi pohon, semakin keras angin yang menerpanya.
Suatu ketika aku bertanya pada masa depanku, "apakah engkau akan terus menjadi masa depanku?"
dia hanya menjawab, "iya"
keesokan ketikanya, masa depanku berjalan menjauhiku, ia keluar dari jalur yang ku buat.
dan aku hanya mengunci kebisuanku,
lusa ketinya, ia menemukan masa depannya sendiri
dan aku masih dalam diam
aku biarkan ia berjalan seiring apa yang ada di hadapannya.
lama kelamaan masa depanku berlari, menghampiri kebahagiaannya.
dan aku sampaikan salamku tetap dalam diam.
lalu, aku berhenti, aku mengistirahatkan diamku, aku membeli tiket untuk kembali,
dan masa depanku kembali karna kecewa dengan kebahagiaannya.
lalu kami tersesat.
Suatu ketika aku bertanya pada masa depanku, "apakah engkau akan terus menjadi masa depanku?"
dia hanya menjawab, "iya"
keesokan ketikanya, masa depanku berjalan menjauhiku, ia keluar dari jalur yang ku buat.
dan aku hanya mengunci kebisuanku,
lusa ketinya, ia menemukan masa depannya sendiri
dan aku masih dalam diam
aku biarkan ia berjalan seiring apa yang ada di hadapannya.
lama kelamaan masa depanku berlari, menghampiri kebahagiaannya.
dan aku sampaikan salamku tetap dalam diam.
lalu, aku berhenti, aku mengistirahatkan diamku, aku membeli tiket untuk kembali,
dan masa depanku kembali karna kecewa dengan kebahagiaannya.
lalu kami tersesat.
Saturday, March 12, 2011
tentang skenario Bintang
Bintang,
Bukan berarti aku tak kuasa melihatmu pergi
silakan saja pergi dan aku tak akan mencarimu, aku berjanji
Bintang,
sepertinya sinarmu bukan untukku, sepertinya kau memang akan meninggalkan aku
ya, memang aku hanya bisa menerka-nerka saja, sebenarnya aku takut akan kenyataan.
sebenarnya aku hanya hanyut dengan apa yang aku rasakan, rasa yang kau antarkan Bintang
Pagi besok, tak akan ada janji, aku tak menagih janjimu, tak akan
aku sibuk menulis skenario, skenario dari cerita yang ku buat, dari yang kurencanakan.
aku ingin semua berjalan seperti cerita pada awalnya, tak akan tangan lain, dan kau hanya pemeran.
Bintang, lakonmu ini akan kuputar balik, perankanlah semampumu
semampu engkau merugikan aku
membuat tulisanku tidak laku
Aku tidak membencimu Bintang, tapi kau harus ikut aturanku, aku yang membuat kau,
membuat detail dari setiap sikap dan watak yang kau punya.
Saturday, March 5, 2011
cerita dari langit
saya tidak sedang berguarau ketika mengatakan bahwa mungkin saya akan meninggalkanmu
buktinya saya sebentar lagi harus mengatakan selamat tinggal pada Bintang, dan menghapusnya dari blog saya
sebaik-baiknya tulisan adalah apa yang pernah kau alami
kau membeli tulisanku dan menjualnya jauh dari harga kau membelinya dariku
sekarang aku akan menunggu apa tulisanku sukses atau malah menjadi senjata untukmu sendiri
rasanya tak kuasa untuk melepaskan Bintang yang selama ini ku sangat kagumi
tokoh yang watak dan sifatnya ku fikirkan sangat mendalam dan tidak sembarangan
dia adalah refleksi dari hidupku, dari pengalamanku
dan sekarang hendak kau membelinya
dari kata per kata yang kutulis untuk mengiringi perjalan tokoh Bintang, aku sangat memikirkannya dengan seksama
kuperhatikan titik dan koma, agar karangan yang diperankan oleh Bintang sempurna
Dialog Bintang kuambil dari perjalananku selama ini,
dari apa yang pernah ku katakan pada seseorang yang menyetuh hidupku
mu antarkan Bintang dengan kalimat yang lembut
dan kusisipkan tokoh-tokoh yang istimewa
tokoh yang tak lain adalah orang-orang yang datang dikehidupan nyataku
orang-orang yang datang dan pergi silih berganti
bahkan orang yang sampai saat ini menemaniku
Tokoh utama yang ku namakan Bintang,
Tokoh yang selama ini dikagumi oleh teman-teman yang membaca karanganku
Bintang memang tokoh yang hebat,
yang sampai saat ini aku kagumi
Jika waktunya sudah tiba,
izinkan aku berkata selamat tinggal padamu Bintang
izinkan aku menjualmu
izinkan aku mengganti nama tokoh favoritku ketika aku menulis karangan
izinkan aku, Bintang
Thursday, March 3, 2011
waktu tak akan menunggumu
Lelah memang mulut ini berkata-kata, menjelaskan makna yang lama-lama menjadi tak berarti
Tentang pengertian adalah aku, tentang kau yang selama ini tak kunjung aku mengerti, kebaikan yang seolah menjadi boomerang untukku.
Memang aku tak dapat mencintai selain dirimu, tetapi jika terus seperti ini keadaannya, aku pun akan memilih hancur berkeping-keping saja.
Kau mungkin akan mendapat yang kau inginkan, karna kau bisa
Dan aku tak punya daya sekuat yang kubutuhkan untuk mencapai kebahagiaanku
Hidup memang tak hanya bicara tentang kebahagiaan dan keadilan semata,
Memang tak mengajarkan kita untuk berjalan lurus saja
Aku sangat mengerti bahkan paham diluar daya ingatku bahwa kau akan lebih bermanfaat untuk orang lain
Aku tak bisa mengoperasikan dirimu dengan baik
Aku pengguna yang buruk karna aku tak sepintar kelihatannya. Ku rasa kadar cobaan yang kuterima mengikis itu menjadi setipis kulit ari.
Jika kau tetap memaksaku berdiri, aku tak mempunyai banyak waktu. Sebentar lagi pun kau akan lelah memegangiku, dan akhirnya kau pasrahkan aku terjatuh.
Untuk mu yang terkasih, aku selalu mencintaimu dibalik kebaikan yang kau berikan
Tentang pengertian adalah aku, tentang kau yang selama ini tak kunjung aku mengerti, kebaikan yang seolah menjadi boomerang untukku.
Memang aku tak dapat mencintai selain dirimu, tetapi jika terus seperti ini keadaannya, aku pun akan memilih hancur berkeping-keping saja.
Kau mungkin akan mendapat yang kau inginkan, karna kau bisa
Dan aku tak punya daya sekuat yang kubutuhkan untuk mencapai kebahagiaanku
Hidup memang tak hanya bicara tentang kebahagiaan dan keadilan semata,
Memang tak mengajarkan kita untuk berjalan lurus saja
Aku sangat mengerti bahkan paham diluar daya ingatku bahwa kau akan lebih bermanfaat untuk orang lain
Aku tak bisa mengoperasikan dirimu dengan baik
Aku pengguna yang buruk karna aku tak sepintar kelihatannya. Ku rasa kadar cobaan yang kuterima mengikis itu menjadi setipis kulit ari.
Jika kau tetap memaksaku berdiri, aku tak mempunyai banyak waktu. Sebentar lagi pun kau akan lelah memegangiku, dan akhirnya kau pasrahkan aku terjatuh.
Untuk mu yang terkasih, aku selalu mencintaimu dibalik kebaikan yang kau berikan
Subscribe to:
Posts (Atom)